Jumat, 16 Januari 2009

Kompensasi Rp 160/liter, Hiswana Egois

BBM Masih Bisa Turun Rp 4.000/liter JAKARTA—Harga minyak mentah dunia yang sempat anjlok hingga level US$ 30 per barel perlahan mulai naik lagi. Pada perdagangan pertama 2009 minyak kembali memuncak hingga level US$ 46 per barel. Memanasnya konflik antara Israel dan Palestina merupakan salah satu penyebab naiknya harga minyak. Namun, kenyataan ini jangan menjadi penghalang bagi pemerintah untuk tetap menurunkan harga Bahan bakar minyak (BBM). “Premium dan solar masih bisa turun ke level Rp 4000 per liter,” kata Pengamat Perminyakan Kurtubi ketika dihubungi Indonesia Business Today, Minggu (4/12). Kurtubi menambahkah kalau harga minyak berkisar pada level US$ 45 per barel maka harga pokok produksi BBM masih sekitar Rp 4000 per liter. Karena itu, kedua jenis BBM, premium dan solar masih bisa turun hingga ke level tersebut. Sementara terkait adanya kekhawatiran kalau harga minyak dunia bakal naik tajam hingga ke level tertingginya sebagai respons konflik yang tengah terjadi antara Israel dan palestina. Kurtubi berkata jika harga minyak kembali naik hingga level US$ 60 per barel, dan pemerintah sudah memutuskan menurunkan harga BBM ke Rp 4000 per liter, maka pemerintah kemungkinan harus menambal jatah subsidi BBM 2009 sebesar Rp 20 triliun sampai Rp 30 triliun. “Pemerintah harus melihat hal ini sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam stimulus ekonomi. Menurunkan harga BBM hingga level terendah bisa menggerakan sektor ril,” jelas Kurtubi. Pemerintah sendiri belum mengambil langkah tegas terkait nasib harga BBM. Apakah bulan ini masih bisa di turunkan lagi. Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro menjanjikan pada Januari 2009 kedua jenis BBM Premium dan Solar bisa diturunkan lagi, tetapi masih bergantung perkembangan harga minyak dunia. Serta kemampuan jatah subsidi BBM. Seperti diketahui sebulan yang lalu, pemerintah secara mendadak menurunkan harga BBM premium dan solar sebanyak dua kali. Pada satu desember dan 15 Desember. Inilah adalah penurunan pertama dalam sejarah bangsa ini. Salurkan Kompensasi Rp 160/liter, Hubungan antara pertamina dan pengelolah SPBU kian tidak harmonis. Hal ini terlihat dari seringnya terjadi kelangkaan premium di berbagai SPBU. Selama dua bulan terakhir ini sudah dua kali terjadi kelangkaan premium pada SPBU yang dipicu keengganan pengelolah SPBU menjual premium. Pada 1 Desember yang lalu kelangkaan premium di picu oleh janji pertamina bersedia membayar kompensasi, namun hingga kini belum juga terealisasi. Takut persoalan ini terus memanjang pertamina pun berkomitmen segera melunasi kompensasi ke pengelolah SPBU Rp 160 per liter. Direktur Utama Pertamina Persero Ari Soemarno kepada wartawan, Minggu (4/1) berkata saat ini Pertamina masih melakukan penghitungan terhadap total nilai kompensasi yang akan dikeluarkan lantaran besaran volume BBM yang harus diberi kompensasi dari SPBU yang mengalami kerugian karena perubahan harga belum diperoleh. Ketua Umum Himpunan Pengusaha Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswama) Mohamad Nur Adib ketika di hubungi terpisah berkata kompensasi Rp 160 per liter merupakan hasil kesepakatan bersama antara pertamina, Menneg BUMN dan Hiswana. Namun, nilainya masih dihitung pertamina. Hiswana pun belum tahun kapan pertamina merealisasikan janjinya. Pengelolah SPBU Egois Pertamina persero amat menyanyangkan sikap pengelolah SPBU yang enggan menjual BBM, yang menimbulkan kelangkaan premium. Selama beberapa bulan terakhir sudah dua kali kasus serupa terjadi. Direktur utama pertamina menilai pengelolah SPBU cenderung bersikap egois. “Pada saat harga turun pengusaga SPBU meminta kompensasi. Tetapi saat harga naik mereka malah diam. Mereka berani menganbil BBM dengan volume yang banyak. Saat harga turun, mereka berteriak dan menahan pembelian BBM” ketus Ari Soemarno. Keegoisan pengeusaha SPBU dapat tercermin dari ke engganan mereka mengantisipasi keamaan stok BBM, mulai pada 1 Desember yang lalu serta yang terakhir pada awal 2009. Corporate Secretary Pertamina Persero Toharso ketika dihubungi terpisah berkata ada beberapa penyebab kelangkaan premium pada awal tahun. Pertama pihak pengusaha SPBU tidak bisa membeli premium, mereka tidak punya uang untuk nebus Delivery Order (DO) karena bank-bank pada tutup karena libur akhir tahun. Kedua adanya isu kalau sebentar lagi harga premim akan turun sehingga pengusahaa SPBU bertahan untuk tidak membeli premium sampai adanya harga baru. Ketika adanya penerapan system pembayaran BBM baru secara online, yang membutuhkan waktu. Vice President Communications pertamina persero Anang Rizkani Noor juga mengakui kalau dalam beberapa hari terjadi kelangkaan premium. Adapun yang menjadi penyebab kelangkaan adalah beberapa SPBU mengurangi stok sebelum 1 Januari 2009. Mereka khawatir akan adanya penurunan harga premium. Hal ini terlihat dengan menurunnya permintaan SBPU di Jabodetabek yang biasanya 11.000 KL menjadi 7.000 KL dalam beberapa hari terakhir. Sementara ketua Hiswana Mohamad Nur Adib menjelaskan saat ini pertamina bersama pengelolah SPBU telah mengantisipasi ketersediaan premium. Pihak pertamina dan asosiasi telah melakukan pertemuan, juga dengan perbankan Dalam rapat tersebut Pertamina mengambil terobosan untuk menggunakan proses manual kepada SPBU-SPBU di daerah yang belum bisa menebus pemesanan bahan bakar karena bank-nya masih tutup. Stok BB Pertamina Jenis BBM Stok pertamina DOT (Daily of taker) oleh SPBU Premium 2.763.149 Kiloliter 164.122 kiloliter Solar 5.283.642 Kiloliter 94.733 Kiloliter. Pertamax 2.040 kl 531 kl (DOT) atau 384 persen. Pertamax Plus 512 kl 190 kl atau 269 persen. Makaris Paru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

gunakan bahasa indonesia, boleh juga dalam bahasa inggris