Jumat, 16 Januari 2009

एक्स्क्सोंमोबिल Cepu

Blok Cepu Pertamina Dan ExxonMobil Tak Sepaham JAKARTA—Rencana pembangunan tanki penyimpangan (storage) minyak ExxonMobil dan Pertamina EP dari lapangan blok Cepu masih menyisahkan permasalahannya. Pertamina dikabarkan telah melakukan kajian sendiri, dengan melibatkan Universitas Indonesia (UI), adapun hasil kajiannya bahwa storage di darat lebih murah daripada membangun floating storage di laut. Wakil Kepala BP Migas Abdul Muin dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Selasa (9/9) mengatakan, hasil kajian yang dilakukan oleh Pertamina, melalui UI memang sangat bertentangan dengan kajian awal yang melibatkan keduanya, (ExxonMobil dan Pertamina EP). Seperti diketahui, dalam kajian awal, keduanya telah memutuskan untuk lebih memilih memakai floating storage ketimbang tank farm. Tetapi belakangan Pertamian EP menginginkan agar penampungannya menggunakan penampungan darat. Hal tersebut, segera direspon oleh anggota komisi VII DPR RI. Mereka pun mendukung kajian Pertamina tersebut. Dan meminta kepada BP Migas untuk segera merealisasikan kajian Pertamina tersebut. Abdul Muin pun menjelaskan, perihal pemilihan floating storage ketimbang tank farm . Lanjutnya, pada kajian teknis dan ekonomis awal mengenai perbandingan fasilitas tangki apung (floating storage & offloading) dan tangki darat (tank farm) sudah dilakukan oleh perusahaan consultant Moffat dan Nichole dari Amerika Serikat segera setelah PoD (plan of development) disetujui pada 2006. hasil kajian kemudian dibahas dan dipresentasikan di BP Migas bulan April 2007 dan disumpulkan kalau FSO lebih menguntungkan dari tank farm. Dari hasil kajian tersebut, kemudian MCL secara bersama-sama dengan Pertamina EP Cepu (PEPC) mengusulkan untuk melaksanakan front and engineering design, menyiapkan dokumen lelang pengadaan FSO. Dan BP Migas telah menyetujuinya. Kalau memang belakangan Pertamina, melalui Universitas Indonsia (UI) melakukan penelitian terbaru dan hasil kajiannya kalau tank farm akan lebih ekonomiS ketimbang floating tank. Maka perlu dimasukan hitung-hitungan yang bisa dipahami. Menurut Deputi Operasional BP Migas Edi Purwanto, kajian yang dilakukan Pertamian adalah kajian sendiri tanpa melibatkan pihak Exxon. Karena itu, mungkin secara admisitratif akan sangat sulit bisa diambil. Tetapi mungkin dengan adanya hitung-hitungan yang pas akan bisa diambil. Artinya bahwa kalau memang pihak Pertamina telah memiliki penelitian yang bagus, maka kami mohon untuk segera memasukan hitung-hitungan yang jelas sehingga kita bisa bandingkan, mana yang baik. Dan bila perlu kita akan libatkan pihak independen untuk menilainya. Sebelumnya, seperti yang diberitakan koran ini, pihak Exxon melalui Vice President External ExxonMobil Maman Budiman mengatakan kalau pihak Exxon masih berpegang pada kesepakatan awal, di mana floating storage lebih bagus ketimbang tank farm. Sayangnya, wartawan tidak bisa menghubungi pihak pertamina EP Cepu, terkait apakah mereka lebih suka tanki darat atau malah memilih tangki di laut. Terapkan Benchmarking Sementara itu guna meminimalisir penyelewengan dana cost recovery, pemerintah telah menemukan langkah terkait yaitu dengan menggunakan bechmarknya. “System bechmarking atau perbandingan ini akan kita gunakan mulai tahun depan. Dan harapannya, hal ini akan mempermudah BP migas melakukan monitoring terhadap dana teresebut,” jelasnya. Pelaksanaan sistem benchmarking ini akan diterapkan berbeda untuk masing-masing perusahaan. Misalkan berdasarkan lapangan yang digarap atau kegiatan yang dilakukan perusahaan. Yang pasti bahwa sudah ada perbedaan yang jelas antara kegiatan eksplorasi di daratan dan juga deepwater. Makaris Paru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

gunakan bahasa indonesia, boleh juga dalam bahasa inggris