Jumat, 30 Januari 2009

Pergantian Komisaris Pertamina

Harus Dari Orang Dalam Jajaran Komisaris Pertamina Belum Siapkan Nama Calon Dirut Kendatipun Menteri Badan Usaha Milik Negara (Menneg BUMN), Sofyan Djalil, telah meminta secara resmi kepada jajaran komisaris Pertamina untuk sesegera mungkin mengajukan nama bakal calon Direktur Utama Pertamina ke Menneg BUMN untuk segera dilakukan fit and proper test. Hingga kini jajaran komisaris belum menyiapkan siapa-siapa bakal calon yang dapat mereka usung. Komisaris Utama Pertamina (Persero), Sutanto, ketika dihubungi Indonesia Business Today di Jakarta, Rabu (28/1) berkata pihaknya bersama komisaris yang lainnya belum mempersiapkan nama-nama calon dirut pertamina. “Kami belum mempersiapkannya, masih rapat ke dalam,” kata Sutanto singkat. Ketika Indonesia Business Today berkata Menneg BUMN meminta agar jajaran komisaris dalam pekan ini juga harus mengajukan nama-nama calon dirut. Sutanto berkata itu kan permintaan dari beliau, tetapi dari kami nya belum. Sutanto pun belum bisa memastikan kapan pihaknya dapat memasukan nama-nama yang diminta Menneg BUMN. “Kami belum tahu kapan akan diserahkan. Sekarang ini kami belum mendapatkannya,” katanya. Kursi Iin Juga Terancam Bukan hanya kursi sang Direktur Utama Pertamina (Persero) yang tergoyang, posisi wakil Dirut pun juga sedang terancam. Wakil Direktur Utama Pertamina, Iin Arifin Takyan, juga bajak tergusur. Menteri Badan Usaha Milik Negara (Menneg BUMN), Sofyan Djalil, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (28/1) berkata pemerintah akan mempertimbangkan apakah hanya dirut atau juga wadirut yang akan di ganti. "Yang dicari adalah Dirut, namun pilihannya bisa satu dirut saja atau dirut dan wadirut. Yang lain kita tetap aja dulu. Karena ini masalah sensitif," ujar Sofyan Djalil. Sementara siapa yang bakal menduduki posisi dirut dan wadirut, Menneg sekali lagi melempar tanggung jawab ke komisaris pertamina. Soal pengajuan bakal calon, kami masih menanti nama-nama yang diajukan jajaran komisaris Pertamina. “Jika nama-namanya sudah masuk. Segera dilakukan fit and proper test. Paling hanya berlangsung sehari. Fif and proper test akan dilakukan bersama Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan juga Komisaris Utama Pertamina Sutanto. Dirut Harus Orang Dalam Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Demokrat, Soetan Bhatoegana, berkata kepada wartawan yang layak menduduki posisi Direktur Utama Pertamina harus orang dalam. Dibesarkan di Pertamina, mempunyai pengetahuan yang luas terhadap pertamina, baik hulu atau pun hilir. Soetan Bhatoegana berkata kalau yang dipilih sosok dari luar pertamina, yang saya takutkan nanti terjadi aksi penolakan dari orang dalam pertamina. Selain itu, sosok dirut Pertamina harus tegar, tidak mudah terpengaruh oleh kepentingan siapa pun. Track recordnya harus bagus. Anggota DPR Komisi VII, Fraksi PAN, Alvien Lie, ketika dihubungi Indonesia Business Today, Selasa (27/1) berkata yang pantas menduduki posisi Direktur Utama Pertamina harus memenuhi dua kriteria; ertama; harus memiliki pengetahuan yang lebih di kegiatan usaha Migas dan gas bumi, baik hulu maupun hilir. Kedua; tidak cepat terpengaruh oleh siapa pun. Terutama menyongsong pemilu yang akan datang. Dirut Pertamina harus kuat terhadap pengaruh dari luar, sekalipun dari penguasa negeri ini. Seperti diketahui kalau dilihat dari isu-isu yang tengah beredar ada beberapa nama dari orang dalam Pertamina yang sering dihubungkan bakal menduduki posisi Ari Soemarno, sebagai berikut; Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Achmad Faisal, Komisaris Pertamina Maizar Rachman, dan Direktur Umum Waluyo. Pengamat Perminyakan Kurtubi kepada, Indonesia Business Today, berkata kriteria calon Dirut Pertamina; mengerti bisnis dan industri perminyakan secara mumpuni, peka terhadap penderitaan rakyat dan tidak ada track record yg merugikan Pertamina. Nama-nama yang bisa dipertimbangkan; Martiono mantan dirut, Harry Purnomo mantan direktur pemasaran, Agus Haryanto direktur PT Badak, Salis direktur Pertamina Cepu, Mustiko Saleh Mantan Wadirut Pertamina. Dari sekian nama yang sering dihubungkan sebagai kandidat Dirut Pertamina; Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Achmad Faisal, Direktur Umum Pertamina, Waluyo, serta mantan Direktur Utama PT Timah Tbk, Erry Riyana semuanya mengaku belum mendapat pemberitahuan dari pemerintah, termasuk dari jajaran komisaris Pertamina. Achmad Faisal ketika dihubungi Indonesia Business Today, Selasa (27/1) mengaku tidak tahu-menahu soal isu kalau dirinya sudah dibidik menggantikan Ari Soemarno. “Saya tidak pernah diberitahu soal isu pencalonan. Semua isu tersebut tidak benar adanya,” kata Achmad Faisal. Pengakuan serupa sebelumnya datang dari Waluyo dan Erry Riyana. Kami belum pernah diberitahu soal calon dirut Pertamina. Ris

Bisnis Avtur dan LPG

Harga Vigas Pertamina Turun Badan Usaha Lain Silakan Bisnis Avtur, dan LPG Pertamina (Persero) tidak setuju kalau dirinya sudah memonopoli bisnis gas elpiji di tanah air. Badan usaha lain boleh ikut dalam bisnis elpiji. Selain bisnis elpiji perusahaan migas lain nya bisa juga bergerak dalam bisnis Avtur. Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Adi Subagyo, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (28/1) berkata tidak ada yang melarang perusahaan lain berbisnis avtur. Silakan saja berbisnis. “Shell sudah ikut berbisnis Avtur. Joint dengan Pertamina. Badan usaha lain pun bisa masuk ke bisnis ini,” kata Adi Subagyo. Sebelumnya, Direktur Utama Persero, Ari Soemarno, berkata Pertamina telah menggaet Shell untuk memasok avtur kepada maskapai asing pelanggan Shell yang sedang parkir di Bandara Soekarno Hatta. Dengan kerjasama ini memudahkan pelanggan Shell sehingga tak harus mengisi tangkinya di singapura. Untuk kedepannya kerjasama Pertamina Shell akan berlanjut di Bandara Ngurah Rai, Bali. Menurut Ari, kebutuhan avtur di Indonesia mencapai 2,5 juta kiloliter dari dalam negeri hanya mampu menyediakan 2 juta kiloliter. Sehingga sisanya sebanyak 500 ribu kiloliter harus diimpor. Adi Subagyo menambahakan avtur bukan termasuk barang yang disubsidi pemerintah. Karena itu, peluang perusahaan swasta lain untuk berbisnis avtur sangat terbuka. “Bukan hanya Pertamina dan Shell, petronas juga bisa,” katanya. Selama ini pertamina boleh dibilang hanya satu-satunya pemain yang melayani pembelian avtur di Indonesia. Perseroan juga tengah menghadapi tuduhan melakukan monopoli dalam bisnis elpiji di tanah. Komisi Pemberantas Persaingan Usaha (KPPU) telah mengindikasikan hal tersebut. Dimana Pertamina adalah pemain tunggal dalam bisnis elpiji dan terkadang juga berperan sebagai regulator. Terutama dalam bisnis elpiji 12 kg dan 50 kg. Menanggapi anggapan tersebut Pertamina Persero, melalui VP Communications, Anang Rizkani Noor, menjelaskan bisnis LPG tidak ditataniagakan seperti BBM atau PSO lain sehingga tidak ada alasan bagi Pertamina untuk memonopoli penjualan LPG. Artinya pemain migas manapun, asal memenuhi persyaratan regulasi dapat ikut menjual LPG di Indonesia seperti Pertamina. Anang menambahkan meski tidak ditataniagakan, hingga saat ini belum ada pemain migas lain yang melakukan penjualan LPG, karena harga LPG di Indonesia belum masuk pada titik harga keekonomiannya. Sebagai contoh, untuk produk LPG rumah tangga ukuran 12 kg, Pertamina masih menanggung rugi karena menjual dengan harga yang di bawah harga yang layak secara bisnis yang mengacu pada harga pasar internasional. Harga Vi-gas Turun Pada perkembangan lain, VP Communications Pertamina, Anang Noor, juga menginformasikan kalau Perseroan telah menurunkan harga jual Vi-gas, dari semula Rp 3.800 per liter menjadi Rp 3,600 per liter. Penurunan tersebut dapat dinikmati oleh konsumen Vi-gas mulai kemarin. Adapun SPBU Pertamina yang menjual Vi-gas ada di SPBU yang menjual Vi-gas saat ini adalah SPBU Jl. Abdul Muis, SPBU Jl. Pramuka dan SPBU Jl. HR Rasuna Said. Vi-gas adalah jenis bahan bakar gas kendaraan produk Pertamina atau liquefied Gas for Vehicle. Vi-gas memiliki oktan number mencapai 98 dan kadar Co2 183,9 gram per kilo meter. Ris