Kamis, 15 Januari 2009

Potensi Kelangkaan Masih Terjadi

JAKARTA---Pengusaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) masih berharap agar Pertamina segera memenuhi janjinya untuk membayar besaran kompensasi atas penurunan BBM pada Desember yang lalu. “Pertamina belum membayar kompensasi tersebut. Namun, saya masih yakin Pertamina akan segera membayarnya. Begitu pun dengan kompensasi penurunan kali ini. Pemerintah pasti melunasinya,” kata Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas), Muhamad Nur Adib, kepada Indonesia Business Today, Kamis (15/1). Seperti diketahui, pada dua kali penurunan BBM Desember Pertamina berjanji memberikan kompensasi kepada pengusaha SPBU atas besaran penurunan. Adalah besaran kompensasi yang dijanjikan sekitar Rp 160 per liter. Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina, Ari Soemarno, sebelumnya menjanjikan kalau Perseroan segera membayar besaran kompensasi. Namun, kapan waktunya masih terus dibahas lagi. Keterlambatan pembayaran kompensasi diakui juga oleh Menneg BUMN, Sofyan Djalil. Menurut Sofyan kompensasi tersebut pasti segera ditebus oleh Pertamina. Ketua Hiswana Migas, Muhamad Nur Adib, memang menjamin tidak akan ada lagi kelangkaan pasca penurunan BBM. Namun, menurut, Alvien Lie, Anggota DPR Komisi VII Fraksi PAN, Alvien Lie, potensi kelangkaan BBM masih bisa terjadi, terutama hingga saat ini kompensasi kepada pengusaha SPBU belum juga dibayar. ketika dihubungi Indonesia Business Today, mempertanyakan pernyataan tegas pemerintah bahwa stok BBM pada setiap SPBU besok (hari ini) aman dan terkendali. “Kalau itu memang terjadi berarti pemerintah sudah belajar dari pengalaman kemarin. Tetapi kalau tidak, pemerintah telah membohongi masyarakat,” jelasnya. Alvein Lie berkata kekhawatiran saya sangat beralasan. Berkaca pada kasus kelangkaan BBM yang terjadi belakangan ini, kasusnya sangat tidak masuk akal. Misalnya kenapa hanya BBM jenis premium aja yang kosong, yang lainnya masih banyak. Berarti ada sesuatu yang selalu disembunyikan oleh Pertamina dan Pemerintah. “Kalau sampai Presiden marah, berarti kinerja Direksi Pertamina sudah tidak bagus lagi,” jelasnya. Pendapat senada datang dari Aggota DPR RI Komisi VII, Fraksi PDIP, Zainal Arifin. Ketika dihubungi terpisah oleh Indonesia Business Today, Zainal Arifin, berkata sangat mustahil kalau semua SPBU bisa melayani pembelian BBM secara 100 persen. “Kemungkinan akan terjadi kelangkaan masih ada,” katanya. Adapun yang menjadi pertanyaan, apakah pemerintah benar mengganti sesegera mungkin semua kompensasi dari penurunan BBM kepada SPBU. Yang kedua, saya yakin setiap SPBU masih memiliki ketersediaan stok lama. “Sangat mustahil mereka menjualnya dengan harga baru, mereka tidak mungkin mau begitu saja menjualnya dengan harga baru,” ketusnya. Tambahan lagi, SPBU sudah memiliki pengalaman buruk pada penurunan beberapa waktu lalu. Pertamina berjanji memberikan kompensasi, tetapi buktinya hingga kini Pertamina belum juga mengucurkan besaran kompensasi yang di janjikan. Sofyan Djalil Jamin Pasokan BBM Aman Menneg BUMN menyatakan pada penurunan kali ini, pemerintah bersama Pertamin menjamin pasokan BBM aman. Semua SPBU sudah mengambil DO (Delivery Order) BBM sesuai dengan porsinya masing-masing. "Tidak akan ada lagi kekosongan BBM pada setiap SPBU," ketus Sofyan. Keyakinan serupa diutarakan Vice President Communications Pertamina (Persero), Anang Rizkani Noor, ketika melakukan sidak di SPBU Tanah Abang II, Jakarta, Rabu (14/1). Anang Noor menjelaskan sejauh ini pengambilan dari SPBU sudah lancar. Mereka sudah membelinya mulai kemarin (12/1) dengan harga baru. Jadi tidak alasan bagi mereka untuk tunda pembelian. "Sistem pemesanan dan delivery yang baru telah berjalan dengan baik. Untuk Depo Plumpang, hingga hari ini kemarin-red (pukul 18.00 WIB total pengambilan SPBU sudah mencapai 14 ribu kilo liter," jelasnya. Secara Nasional total konsumsi Premium sekitar 52 ribu KL, Solar 31 ribu KL. Pertamina juga selalu menjaga ketersediaan stok BBM dalam level aman, cukup untuk 20 hari ke depan. Awas Lonjakan Permintaan BBM Pengumuman pemerintah menurunkan BBM hingga dua sehari sebelumnya memberikan dampak yang sangat besar pada lonjakan permintaan BBM di hari pertama penurunan. Kekhawatiran tersebut dinilai berdasar, karena sehari sebelum penurunan BBM situasi hampir semua SPBU sangat sepi. “Kemungkinan konsumen BBM sengaja menahan diri. Mereka menunggu harga baru besok (hari ini-red). Bisa dipastikan besok konsumsi BBM bakal meningkat drastic. Namun, kami (Pertamina) dan SPBU sudah mengantisipasinya dengan meningkatkan stok,” kata Anang Rizkani Noor. Manager Operasional SPBU di Tanah Abang II, Jakarta, Rabu (14/1) berkata kepada wartawan hari ini (kemarin-red) SPBU kami terlihat sepi. Tidak banyak kendaraan yang masuk. “Kemungkinan mereka menunda pembelian BBM mulai tengah malam nanti dan besok pagi,” jelasnya. Sebagai mempercepat antisipasi kekosongan BBM disemua SPBU. Pertamina menghimbau kepada segenap lapisan masyarakat agar apabila ditemukan ada SPBU yang kosong BBM, segera melapor ke Pertamina di Nomor 500-000 dari PSTN atau 021.79173000. Ris