Rabu, 28 Januari 2009

Teman SBY Jadi Komut Pertamina

Sehari setelah Direktur Utama PT pertamina persero, Ari Soemarno, menyatakan siap kalau dicopot dari kursi empuknya. Dimana pernyataan sang bos hampir diberitakan oleh semua media di ibu kota. Hari ini (kemarin-red) kolom media kembali mendapatkan warna baru di pertamina persero. Mantan Kapolri Jenderal Sutanto, teman dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di pilih pemerintah untuk menduduki kursi Komisaris Utama (komut) perusahan plat merah ini. Sutanto hadir ditengah beragam masalah serius yang tengah di hadapi pertamina persero. Sebut saja kasus kelangkaan Bahan bakar minyak (BBM) serta gas elpiji yang hingga saat ini boleh dibilang belum pulih seratus persen. Setelah dilantik menjadi komut pertamina oleh kementrian BUMN yang diwakili Sektretaris Menneg BUMN, Mohamad Saididu, rekan seangkatan SBY ini selalu menebar senyum ke wartawan yang hadir. Setelah acara pelantikan dia pun berjanji akan memprioritas penyelesaian masalah kelangkaan BBM yang tengah terjadi seperti yang diinginkan pemerintah. “Sebagai program utama, seperti yang diminta pemerintah saya akan mengupayakan agar kasus kelangkaan BBM segera di atasi. Tidak akan ada lagi kasus serupa di masa yang akan datang,” katanya kepada wartawan. Kehadiran Sutanto menjadi Komut Pertamina, sebagai pengganti mantan Jenderal Endriartono Sutarto, yang sudah mengundurkan diri sejak beberapa bulan yang lalu. Sangat diluar dugaan. Tidak satu pun wartawan yang memperkirakan mantan orang nomor satu di tubuh polri ini, teman seangkatan SBY bakal jadi komut pertamina. Sementara itu, ketika wartawan menanyai Sutanto apa tanggapannya terkait merebabnya isu, Direktur Utama Pertamina Persero Ari Seomarno bakal di copot. Sutanto enggan berkomentar. ,”Saya belum berani berkomentar soal ini,” katanya. Pergantian Endriartono Sutarto sebagai Komut pertamina belum diikuti pergantian anggota komisaris Pertamina yang lainnya. Seperti Umar Said, dan Maeza Rahman. Akankah isu pencopotan Dirut Pertamina, Ari Soemarno, dari kursi empuknya jadi kenyataan?.. Komisi VII DPR RI yang membawahi bidang Energi tidak terlalu berkomentar banyak soal penunjukan Sutanto. Anggota DPR Komisi VII Fraksi PDIP Zainal Arifin berkata penunjukan Sutanto tidak akan membawah perubahan banyak dalam tubuh pertamina. “Sangat sulit kalau berharap kasus kelangkaan BBM seperti yang sedang terjadi segera di atasi. Kalau perubahannya tidak di mulai dari pemerintahnya sendiri,” kata Zainal. Segenap direksi pertamina sendiri menyatakan siap untuk bekerja sama dengan Komut ini. Mereka pun tidak keberataan soal penunjuakan Sutanto jadi kapolri. Karir Suntanto sendiri bisa dibilang nol soal seluk beluk pertamina. Latarbelakang nya yang seorang anggota kepolisian memang sangat diuji ketika dia harus berjibaku dengan berbagai persoalan yang tengah di hadapi pertamina. Sutanto, yang pernah memengang kemudi strategis di kepolisian, sebagai kapolri ini memulai karirnya dari daerah-daerah. Pernah menjadi kapolres, kapolda dan terakhir jadi kapolri. Sutanto lahir di Comal, Pemalang, Jawa Tengah, 30 September 1950 yang lalu. Karir Sutanto dimulai tahun 1978 ketika menjadi Kapolsek Metro Kebayoran Lama. Dua tahun setelah itu, ia menjadi Kapolsek Metro Kebayoran Baru. Karirnya terus naik hingga menjadi Kapolres Sumenep, Jawa Timur, Kapolres Sidoarjo, Jawa Timur dan Waka Polda Metro Jaya. Pada tahun 2000 ia diangkat menjadi Kapolda Sumut, dan pada tahun yang sama dipindah menjadi Kapolda Jatim. Ia hampir tiga tahun nangkring menjadi Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri. Terakhir Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional. Pria lulusan terbaik Akabri Kepolisian tahun 1973 ini mengaku akan mengevaluasi semua kinerja Pertamina hingga saat ini. Ia berharap, kinerja yang tidak memuaskan seperti halnya kelangkaan BBM tidak terjadi lagi di masa mendatang. Ia juga menargetkan kinerja Pertamina ke depan harus semakin baik. Terutama menghadapi pesaingnya, yaitu perusahaan minyak dari luar negeri. Apalagi, Pertamina merupakan BUMN yang strategis dan menjadi tulang punggung negara. RIs

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

gunakan bahasa indonesia, boleh juga dalam bahasa inggris