Rabu, 28 Januari 2009

Redam Gejolak, Pertamina Gandeng Exxon

JAKARTA---Pada saat pemerintah belum mampu memberikan kejelasan atas status ExxonMobil Indonesia di Blok Natuna D Alpha, Pertamina segera mengambil langkah aman. “PT Pertamina (Persero) siap berpatner dengan ExxonMobil Indonesia di Blok Natuna,” kata Direktur Utama Perseroan Ari Soemarno kepada wartawan di Jakarta, Jumat (9/1). Sikap terus-terang Direktur Utama Perseroan ini patut dipertanyakan. Apakah salah satu cara meredam kemauan ExxonMobil untuk tetap mengeksplorasi blok natuna. Ataukah Pertamina menilai kemampuan Exxon sungguh mumpuni?. Padahal sebelumnya, pertamina terkesan sangat tertutup soal siapa mitra strategisnya di Natuna. Setelah resmi ditunjuk Pemerintah menjadi Operator Natuna D Alpha, Pertamina langsung mempercayakan konsultan, WoodMcKenzie untuk mencari mitra strategisnya. Selain Exxon, masih ada calon yang lainnya seperti Total Indonesie, Chevron, Shell, StatOil (Norwegia), Eni (Italia), Petronas (Malaysia), dan China National Petroleum Company (CNPC/China). Selama ini, Pertamina enggan memberikan komentar dari sekian calon mitra, siapa yang paling strategis?. Namun, tepat di hari berakhirnya masa kontrak ExxonMobil di Natuna, hari ini (kemarin-red) 9 Januari 2008. Pertamina justru mengungkapkan kesediaannya apabila berpatner dengan Exxon. Pertamina siap berpartner dengan Exxon, karena dia termasuk yang di short listed. Terkait dengan gandeng dengan pertamina. Vice President Communication Affairs Exxon Maman Budiman pernah berkata pihaknya tidak terlalu mempersoalkannya. Itu urusan pertamina. Walaupun secara kontrak status Exxon sudah habis hari (kemarin-red) di Natuna, status Exxon bisa dibilang masih bernyawa. “Sebelum masa kontrak habis, kami (Exxon) sudah mengajukan plant of development (PoD) pengembangan Natuna kepada pemerintah, pada 30 Desember 2008. Sekarang kami masih menunggu jawaban pemerintah,” katanya. Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Evita Legowo berkata pemerintah sudah menerima PoD dari Exxon untuk pengembangan Natuna. Namun, pemerintah belum melihatnya. Kami masih berpegangteguh pada keputusan sidang cabinet yang telah menterminate status Exxon di Natuna. RIS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

gunakan bahasa indonesia, boleh juga dalam bahasa inggris