Kamis, 05 Februari 2009

IBT edisi 4/2/2009

BP Migas Sudah Layangkan Teguran Ke ExxonMobil Cepu Januari 2009 sudah berlalu, namun kapasitas produksi minyak dari lapangan Cepu ternyata masih sebatas cleaning up saja, masih sekitar 5.000 sampai 6.000 barel per hari. Padahal jauh-jauh hari sebelumnya, Pemerintah bersama Exxon sudah menargetkan Januari 2009 kapasitas produksi Lapangan Cepu, yang dikelolah ExxonMobil Cepu, bisa mencapai 20 ribu barel per hari. Faktanya sekarang produksi lapangan Cepu masih sama dengan produksi semula 5.000 sampai 6.000 barel per hari. Wakil Kepala BP Migas, Abdul Muin, ketika dihubungi Indonesia Business Today, Selasa (3/2) berkata atas keterlambatan ini kami (BP Migas) sudah layangkan teguran atas keterlambatan tersebut. Abdul Muin menambahkan walaupun kita sudah tekan apapun caranya, namun kita sulit memaksa keadaan. Dampak krisis sudah menjalar ke perusahaan kontraktor yang lainnya, patner Exxon. Letak keterlambatannya bukan dari sisi Exxon nya, namun dari sisi kontraktor yang lainnya. Misalnya mereka yang membangun fasilitas pengiriman minyak. “Walau pun kita tegur bagaimana pun, tetapi kontraktor terdesak oleh keadaan,” tambahnya. Maka dari itu, tadi siang (kemarin-red) pemerintah melakukan rapat kordinasi dengan pimpinan perusahaan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS), bagaimana menghasilkan komitmen bersama agar target produksi migas 2009 masih tercapai. Lapangan Cepu sudah berproduksi pada pertengahan Desember 2008. Namun, kapasitas produksi nya masih sekitar 5.000 sampai 6.000 barel per hari. Saat itu, Juru Bicara ExxonMobil Indonesia, Maman Budiman, menargetkan kalau per Januari 2009, kapasitas produksi nya bisa naik menjadi 20 ribu barel per hari. Namun, fakta berbicara lain. Januari sudah berlalu, kapasitas produksi lapangan Cepu masih sekitar 5.000 hingga 6.000 barel per hari. Pemerintah sendiri sangat menaruh harapan besar kepada dua perusahaan minyak dan gas bumi (Perusahaan Migas) asing, PT Exxon Mobil Indonesia dan PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) dalam menunjang pencapaian target produksi migas Nasional di 2009. Produksi minyak sebesar 960 barrel oil per day (bopd), sedangkan target produksi gas bumi sebesar 7.56 milyar kaki kubik per hari (BSCFD). Seperti diketahui, siang tadi (kemarin-red), Departemen ESDM mengadakan pertemuan dengan pimpinan Kontraktor Kontrak Kerja Sama Migas yang sudah berproduksi untuk membahas konfirmasi produksi migas dari masing-masing KKKS bersama para pejabat terkait di lingkungan DESDM dan Tim Pengawasan Peningkatan Produksi Migas (P3M). Adapun target produksi minyak bumi tahun 2009 adalah 960 ribu barrel oil per day (bopd) sedangkan target produksi gas bumi 7.56 milyar kaki kubik per hari (BSCFD). Rapat tersebut dipimpin oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Purnomo Yusgiantoro. Dalam situasi ekonomi dunia yang saat ini tengah dilanda krisis, Menteri ESDM meminta agar para KKKS bekerja lebih keras untuk mencapai target produksi tersebut. Selektif Tentukan Operator Selain tetap mendesak KKKS yang sedang berproduksi, pemerintah juga akan lebih selektif memilih operator baru. Misalnya dengan tetap mempertahankan kontraktor yang lama, sambil mencari operator yang ideal. Salah satu contohnya, Departemen ESDM telah memberikan persetujuan penugasan PT. Chevron Pasific Indonesia (CPI) sebagai operator sementara Wilayah Kerja Mountain From Kuantan (MFK) atau dikenal Blok Langgak melalui perpanjangan Production Sharing Contract (PSC) selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 20 Januari 2009 sampai dengan 19 Januari 2010, dengan ketentuan bahwa apabila dalam masa perpanjangan kontrak tersebut Pemerintah kemudian menetapkan Kontraktor atau Operator yang definitif maka kontrak tersebut akan berakhir. Di harapkan perusahaan yang berminat untuk jadi operator segera mempersiapkan diri dari sekarang. Ris Bakrie Power Menang Tender WKP Panas Bumi Sokoria Jakarta--- Direktur Pengusahaan Pembinaan Panas Bumi dan Pengelolaan Air Tanah, Ditjen Minerbapabum Departemen ESDM, Sugiharto Harsoprayitno, kepada wartawan, Selasa (3/2) berkata Bakrie Power telah memenangi tender Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Sokoria. “Pengumuman pemenang sudah dilakukan per Januari yang lalu. Bakrie Power berhak atas WKP Panas Bumi Sokoria, yang terletak di Nusa Tenggara Timur tersebut. Penetapannya sudah dilakukan awal Januari yang lalu,” katanya. Bakrie Power sekarang tinggal menunggu izin dari Pemerintah daerah untuk segera memulai proyeknya. Setelah WKP Sokoria, WKP selanjutnya yang akan ditenderkan adalah WKP Ungaran di Jateng yang berkapasitas 50 MW dan Telaga Ngebel di Jatim berkapasitas 120 MW. Empat WKP lainnya yang sudah ditenderkan adalah Tangkuban Perahu, Cisolok-Sukarame, Tampomas, dan Jailolo. Sementara WKP lainnya masih menunggu peraturan daerah yang mengatur pengelolaan WKP di wilayah setempat. Ris

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

gunakan bahasa indonesia, boleh juga dalam bahasa inggris