Rabu, 01 April 2009

home industri sepatu Kutabumi

Booming nya Sepatu Futsal Nego harga via kalkulator Menengok perkembangan selera masyarakat kita khususnya ke produk sepatu, dari sekian jenis sepatu ternyata sepatu futsal lah yang paling booming. Predikat ini seutuhnya tidaklah berlebihan, kalau anda penggemar sepatu atau pun pedagang sepatu anda bisa menyaksikan sendiri berjubelnya penjualan sepatu futsal ini pada setiap tempat jualan sepatu. Booming sepatu futsal ini juga sangat dirasakan oleh pria perantauan asal Tanah Minang, Darlis Dahlan, yang mengaku masih mengais omzet hingga Rp 40 juta per minggu dari bisnis sepatunya. Booming sepatu futsal ternyata bukan hanya terjadi di tanah air sebab sejauh ini pembeli sepatu milik Darlis ternyata juga datang dari benua lain khususnya dari Afrika serta Australia. Benarkah sepatu futsal lagi booming dan bagaimana bapak dua anak ini mampu menangguk untung dari jerih payahnya, berikut kisah singkatnya?.................... Tidak ada keberhasilan tanpa perjuangan, pengorbanan serta ketulusan dalam berusaha terbukti mampu mendongkrak popularitas seseorang. Terkadang orang mudah sekali merasa iri tat kala menyaksikan keberhasilan seseorang. Orang lupa ataupun tak sudih mengamati masa lalu dan perjuangan. Padahal keberhasilan yang didapat tentunya melalui sebuah perjuangan yang berat. Pria asal Minang in yang kini menginjak usia 39 tahun sudah merasakan betul betapa kejamnya rantau ke Ibu Kota (Jakarta). Sepanjang dirinya bergerak dalam kerajinan sepatu olahraga Ia pernah dihadapkan pada satu masalah serius yaitu diinterogasi sepanjang malam di Mabes Polri, Jakarta, beliau dituduh telah mengambil merek orang yang terkenal. Beruntung tuduhan tersebut tidak terbukti. Kejadian ini bermula dari adanya tuduhan kalau dirinya memakai merek yang tidak asli, padahal yang terjadi dirinya mendapat jatah produk dari pabrik yang sah. Keahlian dari bapak dua anak ini dalam merajut sepatu adalah buah dari kerja keras serta ketabahannya. Sebab semenjak pertama kali merantau ke tanah Jawa pada tahun 1990, Suami dari Kameri ini langsung bekerja sebagai kuli di tempat rajut sepatu milik pamannya (masih di Kutabumi). Beruntung kesempatan kerja sangat dimanfaatkan betul oleh Darlis mudah. Beliau sadar tidak selamanya menjadi kuli, suatu saat harus menjadi bos. Tibalah saatnya bagi Darlis untuk memulai membangun kerajaannya sendiri. Keberanian Darlis membuka usaha sendiri juga didorong oleh sang pacar (Kameri) yang kebetulan sedang kuliah di Padang. Akhirnya, pada tahun 1995 bermodalkan uang Rp 500 ribu, Darlis mulai membangun kerajaan bisnisnya sendiri. Keahlian dan calon pelanggan sudah ada tinggal mengembangkan jaringan baru. Modal Rp 500 ribu sungguh kecil untuk memulai sesuatu yang besar. Beruntung bermodalkan kepercayaan Darlis mampu mengambil hati para bos pemilik toko bahan yang ada di Tangerang. Bahan diambil begitu saja pembayarannya akan dicicil, sementara untuk mesin jahit pinjam dari paman. Usaha awal ini Darlis langsung mempekerjakan tiga orang karyawan. Produk yang dibuat adalah sepatu olahraga; futsal, jogging dan skaters. Bermodalkan bahan kredit dari toko, dalam tiga bulan pengusaha asal padang ini mampu melunasi semua utang dari toko serta bayar gaji karyawannya. Sampai akhirnya menikah pada tahun 2006. Seiring berjalanya waktu usaha Darlis berkembang pesat, sekarang jumlah mesinnya ada delapan mesin, adapun harga harga per mesinya Rp 500 ribu dengan merek Butterfly. Produk. Home industri milik pria yang bersahaja ini mampu menyediakan berbagai jenis sepatu olaraga; mulai dari sepatu Jogging, skaters, sepatu bola sampai pada sepatu futsal yang pasarnya tengah moncer. Harga yang ditawarkan pun sangat beragam, sepatu sport; jogging, futsal rata-rata harga dari Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu/pasang. Sepatu skaters Rp 50 ribu/pasang. Selain membuat model sendiri, home industri milik Darlis bersedia membuat sepatu yang sesuai dengan selera konsumen. Yang terpenting ada contoh maka barang siap dibuat, dan model serta harga bisa diatur. Andaikata, Anda selama ini ingin memiliki sepatu namun tidak sesuai soal harga, misalkan ada konsumen yang memiliki model sendiri, namun setelah dihitung-hitung ongkos produk dan bahan bakunya bisa mencapai 40 ribu/pasang, sementara kemampuan keungaan anda hanya Rp 30 ribu/pasang. Jangan kuatir Darlis mampu merealisasikan keinginan anda, alhasil kemungkinan jenis bahannya aja yang bisa disesuaikan dengan modal yang anda punya. Untuk pemesanan anda diharapkan disampaikan dua minggu sebelum hari H, dengan minimal pesanan 150 pasang sepatu. Dengan bermodalkan tenaga yang cekatan nan kreatif yang berjumlah 12 orang. Dimana per minggunya home industri ini per pekerja mampu membuat sepatu hingga 400 pasang hingga 1000 pasang. Jika seorang mampu membuat 400 sepatu seminggu berarti dalam sebulan bisa 1600 pasang sepatu. Dikalikan dengan jumlah karyawan 12 orang maka dalam sebulan home industri milik Darlis bisa membuat sepatu hingga 19,200 pasang sepatu olahraga dengan berbagai jenis dan variasi atau sekitar 960 kodi. Bahan baku. Mendapatkan bahan baku dari limbah pabrik sangat menguntungkan daripada kita mendapatkannya dari toko-toko. Kualitas bahan limbah lebih bagus dengan harga yang super murah. Lain halnya dengan barang toko yang harganya sedikit lebih mahal. Biasanya untuk bahan kulit sintetis, lem serta sol sepatu Darlis mendapatkannya dari pabrik yang ada di daerah Cikupa – Tangerang. Misalnya untuk harga lem; dari limbah hanya Rp 90 ribu/kaleng, sementara jika beli di toko dengan kualitas yang sama harganya bisa mencapai Rp 240 ribu/kaleng. Potongan-potongan kulit sintetis yang Darlis dapatkan terkadang mencapai ukuran 40 meter bahkan 50 meter dalam satu kilogram. Sebenarnya memang harga kulit sintetis barang limbah jauh lebih murah sekitar Rp 40 ribu-45 ribu/kg. Sementara jika beli dari Toko Bahan harganya berkisar Rp 60ribu – 70ribu/kg. Sayangnya, dengan ambruknya banyak perusahaan sepatu yang ada di Tangerang, sebut saja NIKE, maka ketersediaan atas limbah ini menjadi berkurang. Terpaksa, Darlis banyak memanfaatkan bahan toko, walaupun dengan harga yang sedikit lebih mahal. Jika Darlis berhasil mendapatkan kulit sintentis hanya 3 ½ kg saja (40 meter) maka Bapak dua anak ini sudah mampu membuat sepatu hingga sekodi atau 20 pasang. Untuk mendapatkan sepatu hingga 960 kodi dalam sebulan saja paling kurang Beliau harus menyediakan bahan baku hingga 320 kilogram kulit sintetis. Jika satu kilogram dihargai Rp 50 ribu, maka dalam sebulan Darlis mengeluarkan duit hingga Rp 51 juta khusus beli kulis sintetis. Namun, seiring ambruknya banyak perusahaan di daerah Cikupa ternyata membawa kesulitan bagi Darlis dalam mendapatkan bahan baku limbah pabrik. Untuk bahan dari toko biasanya Darlis mendapatkannya dari pasar Kemis, Tangerang. Belum lagi belanja lem, benang, sol serta alas-alasnya. Khusus sol (alas bawah) dari sekitar 19,200 pasang sepatu dimana rata-rata per bijinya Rp 5000, maka dikalikan dengan 19.200 menjadi Rp 6,600,000. Pemasaran. Pesatnya jaringan bisnis yang dibangun oleh ayah dari Dila (9 thn) dan Derry (6 thn) sangat terbantu oleh keahliannya dalam membangun jaringan pemasaran. Darlis sangat lihai dalam membangun hubungan dengan pelanggan. Walaupun cara pemasarannya masih door to door, namun yang terpenting yang Darlis lakukan adalah kebiasaan menjemput bola. “Saya sangat rajin menghubungi pelanggan saya, menanyakan ketersediaan barangnya. Karena terkadang, mereka (pelanggan) tidak punya waktu untuk menghubungi kita karena sibuk. Karena itu, aku selalu menjemput bola,” katanya. Untuk menjaga kedekatan hubungan juga dilakukan dengan memperhatikan betul kerapihan jahitan. Biasakan untuk Ready stok semua jenis produk. Ketika ada pelanggan yang butuh paling kurang barangnya sudah tersedia. Darlis selalu membiasakan membuat produk lebih sekalipun dari pesanan. Sehingga saat mereka minta barangnya sudah ready. Kebijakan ini pula sangat membantu pekerjannya. Karena mereka tetap dapat kerja tentunya dapat gaji walaupun belum ada pesanan sepatu. Harga sepatu olahraga milik Darlis adalah harga grosir dengan pembelian per kodi. Sehingga untuk pembelian dari satu hingga 20 kodi masih memakai harga standar dari 40 ribu/pasang hingga Rp 50 ribu/pasang. Namun, ketika pembelian melebihi target tersebut bisa saja potongan harga baru terjadi hingga 10 persen. Selain itu, bagi pelanggan yang datang langsung ke home industrinya untuk mendapatkan produk akan dikenakan potongan harga lebih ringan lagi. Menghargai semangat serta keseriusan pelanggan Darlis bisa memberikan potongan harga lebih fantastis lagi. Per pasang sepatu bisa dikenakan potongan harga hingga Rp 1000/pasang. Harga yang Darlis tawarkan bisa dibilang super murah, namun kelasnya masih premium. Kualitas bahannya tidak kalah dengan hasil olahan pabrikan. Jika di toko-toko sepatu futsal merek terkenal anda bisa dapatkan dengan harga Rp 150 ribu hingga Rp 300 ribu, di sini anda bisa menikmati langsung besarnya potongan harga. Untuk sepatu futsal ukuran 33 – 42 kualitas barang merek terkenal darlis hanya menawarkannya dengan harga Rp 800 ribu/kodi hingga Rp 1 juta, sekitar Rp 40ribu/pasang. Sepatu skater dihargai dengan Rp 50ribu/pasang atau sekitar 1 juta per kodi. Bagi anda pelanggan baru baik dalam Jabodetabek maupun dari luar Jawa, kebetulan ingin membangun jaringan bisnis dengan Darlis. Darlis siap untuk mengirimkan sample produk beserta harganya, jika anda tertarik lagi baru barangnya dibuat, namun, sebelum produk dibuat paling kurang ada down payment (DP) uang muka yang harus anda stor minimal 50 persen. Jika uangnya belum juga masuk semuanya maka yang terjadi bisa saja Darlis hanya mengirim produk 50 persen saja. Setelah semuanya dibayar baru barang dikirimkan semuannya. Ongkos pengiriman bisa ditanggung Darlis atau juga ditanggung pelanggan, semuanya bisa diatur dalam harga produk. Sejauh ini pelanggan sepatu Darlis secara keseluruhan memang berpusat di daerah Jabodetabek yang merupakan pusat peredaran uang di Negeri ini. Namun ada juga dari luar Jawa, Sumatra, Bali, Irian Jaya. Yang paling fantastis lagi, ternyata sepatu produk Darlis sudah sampai di Afrika. Melalui pedangang berkulit hitam yang biasanya berkeliaran di Pasar Tanah Abang. Dalam menjalin hubungan dengan pembeli berkulit hitam ini, bapak dua anak ini memiliki pengalaman menarik. Kemampuan berbahasa asing lumrah jadi kendala. Baik Darlis maupun pelanggan asingnya sama-sama kurang lihai berbahasa Inggris. Namun, hubungan dagang tetap lanjar hanya bermodalkan kalkulator. “Kami sering bertemu terkadang di Hotel, bisa juga di pasar. Kami bawahkan produk harga ditunjukan lewat kalkulator. Jika mereka tidak setuju dan ingin ada pemotongan harga mereka (pembeli) tinggal tulis saja di Kalkulator,” tandasnya. Namun, jika sang istri yang kebetulan berprofesi sebagai guru ada waktu, dia terkadang menemani saya menawarkan produk ke pembeli asing. Kebetulan sang istri cukup lihai berbahasa inggri. Karyawan. Seiring berkembangnya usaha, jumlah karyawan pun bertambah. Sampai saat ini Darlis sudah memiliki 12 orang karyawan. Hubungan yang dibangun dengan karyawan adalah relasi kekeluargaan. Darlis mempersilakan karyawannya untuk menginap di Mess kalau tidak ada tempat tinggal, biasanya bagi yang masih bujangan sangat suka untuk tidur di mess. Sementara yang uda punya keluarga biasanya selalu pulang kerumah. Untuk penggajian dilihat dari hasil kerja. Per karyawan dibayar dilihat dari jumlah produk yang dia hasilkan. Walaupun system gaji bukan gaji tetap namun seiring terus mengalirnya permintaan gaji mereka pun terus bertambah, tiap orang perminggu bisa memperoleh Rp 400 ribu kalau lambat hingga Rp 1 juta yang cepat. Misalkan dalam seminggu per orangnya mampu membuat 400 pasang sepatu atau 20 kodi dengan upah jahit per orang per kodi sebesar 40 ribu, maka dalam seminggu pekerja mampu mendapatkan penghasilkan sekitar Rp 800 ribu. Bila rutin kerja dalam sebulan pengrajinnya bisa peroleh gaji hingga Rp 4 juta. Itulah buah keringat yang besar bagi seorang pengrajin sepatu. Jika dalam sebulan ke 12 pekerjanya memiliki cara kerja yang sama, bayangkan duit yang harus keluar untuk bayar pekerja oleh Darlis, Rp 4 juta dikalikan 12 orang menjadi Rp 48 juta. Bagusnya lagi Darlis tidak pernah mengistirahatkan pekerjannya, walaupun tidak ada pesanan tetapi produksi tetap jalan terus. Karena Darlis ingin mengamankan stok atau ready stok. Alhasil besarnya gaji yang diterima pekerjanya bisa saja melampaui jerih pekerja kantoran. Setelah mampu mengais omzet per minggu sekitar Rp 40 juta, bapak dua anak ini ternyata masih menyimpan mimpi yang lumayan besar. Jaringa produksi sudah 90 persen dikuasai, karena itu harapan kedepannya membangun kerajaan pemasaran yang tambah besar lagi, dengan memiliki showroom penjualan sendiri. Menjangkau pemasaran lewat internet. Selain itu, juga memiliki merek sendiri yang lumayan bagus. Omzet 40 juta per minggu mampu di dapat dari usaha sepatu olahraga, namun karena terkadang permintaan barang naik turun maka omzet tersebut tidaklah murni dari sepatu olahraga. Darlis juga bermain pada sepatu dan sandal jalan lainnya, misalnya sepatu resmi pan towel. Keuntungan terbesar terjadi bila suami dari Kameri ini berhasil mendapatkan pembeli asing (orang Afrika). Info Lebih lanjut Darlis Dahlan Kutabumi – Pasar Kemis –Tangerang Telp: 081 331304625 – 081315063311 – 0215925648 – 0215921162

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

gunakan bahasa indonesia, boleh juga dalam bahasa inggris