Rabu, 01 April 2009

ekspor kopi

Saatnya Ekspor Biji Kopi Arabika dan Robusta Nyasar China Bagi anda yang tengah membudidaya kopi dan ingin ekspor, kenali dulu jenis kopi apa yang sedang anda budidaya. Secara umum varietas kopi yang sudah beredar di pasar dunia adalah jenis kopi Arabika dan Robusta. Kopi Arabika memiliki kadar caffeine rendah tetapi beraroma kuat. Sementara kopi Robusta yang banyak dibudidaya di Indonesia menghasilkan biji kopi dengan tingkat keharuman yang rendah. Selain Robusta dan Arabika, masih ada kopi Ekselsa dan Liberika yang tidak begitu banyak dibudidayakan petani, karena produktifitasnya rendah dan kualitas kopinya tidak sebaik Robusta. Sejauh ini pasar ekspor biji kopi Indonesia terbagi kedalam dua wilayah; ekspor kopi Arabika nasional yang selama ini mengarah ke Amerika dan Jepang masih bertahan hingga 80 persen. Sementara untuk kopi Robusta pasarnya pecah ke ada yang Jepang dan adapula yang ke daratan Eropa (Jerman). Selain ke pasar yang sudah ada, ternyata masih ada pasar ekspor lain yang jarang tersentuh. Jika selama ini pasar ekspor biji kopi banyak yang mengarah ke Amerika sudah saatnya untuk melirik peluang pasar di benua lain. Tidak salahnya untuk mulai melirik pasar ekspor di wilayah Asia, misalnya ke Republik Rakyat China (RRC) atau pun ke pasar Afrika. Sekarang ini masyarakat di kawasan negeri Tirai Bambu ini mulai demam komoditas kopi nasional. Berbicara mengenai kegiatan ekspor impor memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Ada banyak hal yang harus dipersiapkan secara dini dengan matang. Mulai dari bagaimana menyiapkan kualitas biji kopi grade I kualitas ekspor. Persiapan tersebut sebisa mungkin dilakukan sejak proses budidaya kopi. Hingga pada proses panen, pengupasan biji kopi, pengeringan, serta packegingnya. Setelah kualitas produk biji kopi sudah grade 1, langkah berikutnya adalah kelengkapan administrasi. Bagi petani pemula, disarankan jangan terlalu buru-buru untuk melakukan ekspor sendiri. Mulailah bernaung dengan perusahaan lain yang lebih berpengalaman. Sambil belajar bagaimana melengkapi administrasi ekspor. Mulailah dengan mengikuti berbagai pelatihan atau kursus-kursus terkait kegiatan ekspor impor. Misalnya dengan mengikuti kursus ekspor yang dilakukan oleh PPEI. Di sana anda akan dibekali pengetahuan ekpor yang tepat. Kualitas Produk. Agar tidak terjadi masalah dalam pengiriman produk perhatikan dulu standar mutu biji kopi yang akan di ekspor. Melalui proses cek standar mutu, serta ketentuan mutu produk mengikuti standar internasional. Hal lain yang perlu diperhatikan, untuk mendapatkan biji kopi kualitas ekpor: masih bulat, utuh tidak pecah, lebih besar, tidaklah mudah. Harus melewati berbagai tahap perawatan yang bagus. Mulai dari penanaman, perawatan, sampai pada proses panen. Pertama, buah kopi harus dipanen ketika sudah matang dan berwarna merah. Cara panennya juga harus diperhatikan. Kebiasaan masyarakat kita; panen kopi hanya dilakukan sekali saja sehingga sulit untuk dipilah mana yang bagus dan mana yang jelek. Mana yang masih mudah dan mana yang uda matang. Padahal, jika ingin mendapatkan biji kopi yang bagus bisa dilakukan pemanenan hingga tiga kali. Selanjutnya buah kopi di sortir, kemudian digiling untuk mengupas kulitnya. Pengolahan biji kopi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara basah (wet process) dan cara kering (dry process). Pengolahan cara basah memerlukan proses yang cukup memakan waktu dan tenaga, antara lain dengan melakukan proses fermentasi biji, sehingga hanya dilakukan di perkebunan besar. Yang mana setelah kulit dikupas biji kopi difermentasi dengan perendamanan sampai 40 jam sambil membuang kulit buah yang mengapung. Selang 10 jam air rendaman diganti. Sementara pengupasan cara kering umumnya terjadi pada perkebunan rakyat, karena prosesnya yang lebih sederhana dari pada proses basah. Selama pengupasan usahakan memakai alat pengupas kopi yang dapat meminimalisir biji kopi yang dihasilkan banyak pecah. Di samping itu, cara dan tempat untuk menyimpan produk juga diperhatikan. Dalam hal pengeringan harus diperhatikan juga; jika dikeringkan langsung beralaskab tanah biasanya akan mengurangi aroma yang kurang bagus, karena ada aroma tanah. Karena itu biasakan melakukan pengeringan beralasankan terpal atau lantai. Setelah pengeringan selesai perhatikan kualitas kemasan, untuk mendapatkan biji kopi tetap aman biasakan memakai karung goni. Kelengkapan Administrasi. Setelah mendapatkan kualitas biji kopi layak ekspor. Langkah selanjutnya adalah urusan administrasi; misalnya mendapatkan izin baik dari Departemen Pertanian, Perdagangan, Kepabean dan Karantina, harus memiliki izin yang legal. Orang terkadan cepat putus asa ketika dihadapkan pada prosedure yang panjang. Memang tidak semua orang dapat menyelesaikan setiap urusan terkait administrasi dengan mudah. Karena itu, bagi eksportir pemula disarankan untuk mengikuti kursus ekspor imopor terlebih dahulu. Persoalan administrasi Ekspor-Impor yang dilalui adalah Proses Kepabeanan serta Bea dan Cukai sebagai badan yang bertanggung jawab sebagai pengawas dan pelaksana dilapangan. Bea dan Cukai jelas mempunyai peran dalam melancarkan arus barang, dokuman dan orang. Setelah urusan administras terkait kelengkapan dokumen serta perizinan sudah dapat, produk akan periksa lagi dibagian karantina pengiriman pesawat misalnya. Apakah barang tersebut layak dikirim atau tidak. Serta tidak termasuk barang yang dilindungi dari ekspor. Sehabis urusan dengan karantina, baru mendapatkan booking load barang, misalnya kalau dikirim lewat pesawat. Langkah selanjutnya yang tidak boleh dilewatkan adalah pengurusan custom clearance di kepabean ekspor impor. Terkait persetujuan ekspor dan pemberitahuan barang yang akan di ekspor. Setelah semuannya selesai barulah biji kopi diijinkan diekspor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

gunakan bahasa indonesia, boleh juga dalam bahasa inggris